Berusaha memberikan manfaat dalam memberdayakan masyarakat.

Heyhoo para pendengar setia! Jumpa lagi dengan penyiar radio kesayangan anda ini di siaran Sociopreneur!

Wah wah, sepertinya admin kali ini terobsesi menjadi penyiar radio! Kira-kira kapan yah terakhir kali teman-teman semua mendengarkan radio? Nah! Sekarang kita juga akan membahas tentang seorang entrepreneur hebat, pengembang desain produk radio dan pastinya dikaji dari sudut pandang sociopreneur. 🙂

Beliau bernama Singgih Susilo Kartono. Seorang desainer produk dan entrepreneur. Karya beliau yang hebat berupa radio kayu yang bernama ‘Magno’. Radio ini sudah memenangi berbagai macam penghargaan di dunia internasional seperti Brit Insurance Designs Of The Year London, Design Plus Award Germany dan Good Design Japan dan masih banyak lagi. Nah, ada hal yang menarik saat penjurian di London. Para juri memberikan respon positif karena selain dari desain radionya yang unik dan menarik, Pak Singgih juga membantu ekonomi daerah dengan mempekerjakan masyarakat Kandangan di daerah Temanggung, Jawa Tengah.

Saat Pak Singgih sedang berada di tingkat akhir masa perkuliahan, Beliau ‘disibukkan’ oleh berbagai macam pertanyaan. “Dimanakah saya akan bekerja setelah lulus nanti? Sebagai desainer produk rumahan atau kantoran? Apakah akan bekerja di kota? Atau balik ke Kandangan di Temanggung dan membuka usaha di sana?”. Kemudian Pak Singgih pun bekerja di Bandung selama tiga tahun. Setelah itu, beliau kembali ke Temanggung dan membuka perusahaan Aruna Aruntala di sana.

Pak Singgih kembali ke Temanggung karena ingin memgembangkan potensi daerahnya. Beliau awalnya khawatir dengan perkembangan daerah Kandangan. Di Kandangan, pertanian tradisional masih menjadi tulang punggung masyarakat. Tentunya, sektor ini masih belum menjamin kesejahteraan masyarakat di masa depan. Memang, Pertanian merupakan sektor vital negara kita, Namun terkadang fluktuatif karena masih sangat tergantung oleh kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah seperti ketersediaan pupuk kimia, pembibitan yang berasal dari bibit impor dan cara-cara bertani yang modern nan instan demi hasil maksimum sangatlah tidak memberikan manfaat untuk masyarakat Kandangan.Karena sektor pertanian yang tidak berkembang. Banyak petani yang kehilangan lahan dan pekerjaan. Ada yang mencari pekerjaan di luar kota Temanggung atau memilih tetap hidup ‘sederhana’ di sana. Kejadian perusakan alam pun meningkat di daerah ini.

Pak Singgih mulai membuat proyek pengerjaan radio Magno di tahun 2004 di bawah naungan perusahaan baru, Piranti Works. Awalnya masih ‘meminjam lahan’ ruang tamu rumahnya sebelum mendirikan pabrik yang memiliki luas 15 x 18 meter. Pabrik ini mempekerjakan karyawan yang berasal dari Desa Kandangan sendiri. Proses pengerjaan radio magno pun terbilang rapih dan mendetail. Karyawan-karyawannya yang asli Desa Kandangan ini, tak hanya harus ahli dalam soal kayu dan desain. Mereka juga dibiasakan dengan etos kerja yang disiplin. Selain memberikan pekerjaan, Pak Singgih juga memberikan ‘soft skill’ kepada para karyawannya mengenai leadership dan kerjasama tim. 🙂

Radio Magno pun mengalami kenaikan permintaan. Peminat terbesar datang dari Amerika, Jepang dan Eropa. Bahkan ada seseorang yang bilang, lebih gampang mencari radio Magno di London daripada di Jakarta. Sebanyak 50 unit selalu dikirim ke Jepang secara rutin sejak tahun 2005. Malah, Amerika pernah memesan 10.000 unit dari radio Magno. Kapasitas produksi Magno sekarang mencapai 300 unit per bulan. Desainnya yang sederhana dan ramah lingkungan memang menjadi daya tarik dari radio Magno.  Saat ini, omset radio Magno mencapai 750 juta rupiah per bulan, dengan harga jual radio Magno mencapai sekitar $ 300.00

Karena bahan dasar Radio Magno adalah kayu, maka Pak Singgih juga merasa bertanggung jawab terhadap alam. Desain Radio Magno sendiri memiliki konsep pemaksimalan desain dan fungsi daripada membuat produk besar dengan menggunakan materi kayu yang banyak. Beliau membuat program tree nursery. Beliau melakukan replanting dan pembibitan pohon kayu. Bibit pohon yang ditanam berdasarkan penggunaan materi kayu radio Magno dan untuk melestarikan alam di sana. Beliau juga bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mengembangkan kurikulum pendidikan yang bertujuan untuk mencintai dan bertanggungjawab terhadap alam. Selain menjadi good designer, Pak Singgih juga berperan sebagai sociopreneur dan ecopreneur.

“Craft is an alternative economic activity that has the potential to be developed and to grow in villages. It has characteristics that are suitable for villages’ living conditions and growth prospects.

                                                                                                          –  Singgih S. Kartono

 

 

 

 

Tanpa bermaksud untuk merendahkan peran Steve Jobs. Apakah nyawa anak-anak ini tak sepenting Steve Jobs?