Berusaha memberikan manfaat dalam memberdayakan masyarakat.

Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Renungan

Tanpa bermaksud untuk merendahkan peran Steve Jobs. Apakah nyawa anak-anak ini tak sepenting Steve Jobs?

Kewirausahaan Sosial Untuk Indonesia

Sosiopreneur atau sering disebut juga kewirausahaan sosial sebenarnya telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu yang diawali oleh Florence Nightingale (pendiri sekolah perawat pertama) dan Robert Owen (pendiri koperasi). Pengertian sederhana dari kewirausahaan sosial adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan kewirausahaan (http://www.mediaindonesia.com/citizen_read/1353). Para wirausahawan sosial memanfaatkan prinsip bisnisnya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik. Meskipun awalnya hanya untuk mencapai tujuan bisnis tetapi pada akhirnya tujuan yang ingin dicapai adalah terciptanya kemakmuran bagi penduduk Indonesia. Angka kemiskinan di Indonesia per Maret 2011 adalah turun 1 juta orang atau setara dengan 3,2% dibandingkan dengan Maret 2010 yang mencapai angka 31,02 juta orang penduduk miskin di Indonesia, seperti yang diungkapkan Badan Pusat Statika Indonesia. Itu artinya kondisi rakyatIndonesia relatif membaik, tetapi kita tidak hanya puas sampai disini. Jika kita zoom in pada rakyat Indonesia yang miskin, angka 30,02 juta orang adalah angka yang besar.

Kesejahteraan rakyat Indonesia belum merata. Sosiopreneur menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Sosiopreneur dengan jiwa sosial dan entrepreneurnya berusaha memberdayakan masyarakat yang pengangguran atau masyarakat yang memiliki pendapatan dibawah perkapita. Sumber Daya Manusia di Indonesia sangat melimpah, hanya saja kurangnya pemberdayaan SDM tersebut sehingga masih banyak rakyat yang belum mencapai kesejahteraan. Gregory Dees, seorang professor di Stanford University dan pakar di bidang kewirausahaan sosial menyatakan bahwa kewirausahaan sosial merupakan kombinasi dari semangat besar dalam misi sosial dengan disiplin, inovasi, dan keteguhan seperti yang lazim berlaku di dunia bisnis. Kegiatan kewirausahaan sosial dapat meliputi kegiatan: a) yang tidak bertujuan mencari laba, b) melakukan bisnis untuk tujuan sosial, dan c) campuran dari kedua tujuan itu, yakni tidak untuk mencari laba, namun untuk tujuan sosial. (http://informatika12arifbudiyanto.blog.mercubuana.ac.id/).

Seperti yang diungkapkan oleh Gregory Dees, sosiopreneur membangun bisnis dengan misi sosial yaitu memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat bisa meng- upgrade kemampuan, paradigma, kreatifitas, dan semangat dalam mencapai keadaan yang lebih baik. Sosiopreneur menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat yang pengangguran dan masyarakat bawah sehingga mereka bisa memiliki penghasilan yang bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Jika bisnis ini bisa berkembang dan maju maka secara otomatis kehidupan masyarakat yang tergabung dalam perusahaan tersebut akan berada di posisi yang lebih baik. Dan secara berangsur, perlahan tapi pasti, jumlah masyarakat miskin di Indonesia akan berkurang. Salah satu tanda pengakuan yang sangat luar biasa pada wirausaha sosial ialah terpilihnya Mohammad Yunus, pionir sistem kredit mikro yang ditujukan kepada para wanita pengusaha skala mikro, sebagai penerima hadiah Nobel perdamaian tahun 2006 lalu.

Proses pemerataan kesejahteraan masyarakat akan berlangsung lebih cepat jika dari wirausahawan yang telah sukses ikut serta dalam penciptaan lapangan kerja bagi rakyat kecil. Selain itu, perlunya pengembangan kewirausahaan di Indonesia dengan penanaman jiwa kewirausahaan di kalangan generasi penerus. Menurut Timmons dan Spinelli, 6 karakteristik dan perilaku wirausaha sosial adalah 1) Komitmen dan determinasi, 2) Kepemimpinan, 3) Obsesi pada peluang, 4) Toleransi pada risiko, ambiguitas, dan ketidakpastian, 5) Kreativitas, keandalan, dan daya beradaptasi, 6) Motivasi untuk unggul. Semua karakter ini sebagian dapat kita temukan pada karakter mahasiswa. Jadi penanaman jiwa sosiopreneur di kalangan mahasiswa sangat perlu untuk dilakukan karena mahasiswa adalah generasi muda penerus bangsa yang masih mempunyai semangat tinggi untuk kemajuan bangsa.

Sosiopreneur di kalangan mahasiswa sudah menyebar keberadaannya, di ITB sendiri akan diadakan lomba sosiopreneur pada acara ITB Fair. Di UGM, keberadaan sosiopreneur juga telah ada dengan adanya seminar yang membahas kewirausahaan.Selain itu, di provinsi Jambi telah didirikan Rumah Singgah Sociopreneur yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran terdidik di provinsi Jambi. Dalam situs http://informatika12arifbudiyanto.blog.mercubuana.ac.id/ dituliskan bahwa perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan di bidang kewirausahaan sosial adalah Asian Institute of Management (AIM), Manila, Filipina, dalam program Master in Development Management. Peguruan Tinggi AIM di Manila ini unggul dalam menghasilkan kasus untuk pendidikan dan pelatihan, di samping menghasilkan model pengembangan suatu masyarakat atau daerah. Untuk menjadi wirausaha tidak hanya modal materi yang dibutuhkan, tetapi yang utama adalah keberanian mencoba untuk merealisasikan. Sumber pembelajaran bagi wirausaha yaitu aktif mencoba, belajar dari jejaring sosial,dan belajar dari sumber formal. Dengan saling bergenggaman tangan di antara wirausahawan yang ada, angka kemiskinan di Indonesia dapat kita turunkan dan bersama menciptakan masyarakat yang mandiri untuk mencapai taraf kesejahteraan di kalangan masyarakat Indonesia.

[Oleh Nining Rohayati]